Melirik Potensi Geowisata di Gunung Kidul

Tuesday, January 29, 2008

WONOSARI – Tiap musim kemarau tiba, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jadi langganan berita. Pelbagai media selalu menyoroti persoalan kekeringan yang melanda daerah tandus ini. Di balik cerita sedih itu, daerah seluas 148,506 ha–sekitar 46,62 persen dari luas seluruh DIY, ternyata menyimpan potensi pariwisata. Salah satunya, potensi geowisata di kawasan karst. Sayang, potensi ini belum digarap maksimal.


Bila Anda sempat jalan-jalan ke Gunung Kidul, pasti kesan yang pertama ditangkap adalah kering dan meranggas. Dengan matahari yang terasa dekat di kepala, tanah yang ada terlihat pecah-pecah. Lebih-lebih begitu melihat tumbuhan yang hidup—didominasi oleh pohon jati –-tak menampakkan lembaran daun di ujung batangnya.
”Ini memang ciri khas kawasan karst. Daerahnya kering dengan dominasi bukit-bukit kapur. Memang terasa panas waktu musim kering,” kata Hendy S. – geolog yang bekerja untuk Balai Konservasi Candi Borobudur. Obrolan pengisi waktu dalam perjalanan menuju Gua Lawa, Kecamatan Ponjong, Gunung Kidul tiba-tiba berkembang menjadi ide cerita yang menarik.
Ia lalu menunjuk pohon-pohon jati yang kelihatan tinggal batang kering itu. ”Pohon-pohon itu bukannya mati, tetapi itu usaha mereka untuk mengurangi penguapan air. Pohon jati salah satu pohon yang cocok hidup di kawasan seperti ini.”
Walau daerah ini terasa kering, Hendy percaya betul dengan potensi yang dimilikinya. Kawasan karst di Gunung Kidul bisa dikembangkan menjadi objek wisata. Tinggal sekarang, apakah para pihak (stakeholder) siap untuk memajukan semua itu. ”Peluangnya cukup bagus kok,” tegas pria ramah ini.

Belum Maksimal
Sunarto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunung Kidul mengatakan bahwa kawasan karst yang membentang di wilayah Gunung Kidul merupakan potensi wisata yang belum tergarap maksimal. Sumber daya karst yang termasuk Pegunungan Sewu itu punya nilai estetika dan sifat multiaspek, semua cabang pengetahuan dapat diaplikasikan di sini.
Kalau dilihat lebih jauh, pemanfaatan gua sebagai aset geowisata adalah salah satu celah untuk mengembangkan potensi wisata Gunung Kidul. Lebih jauh, Sunarto menyebutkan bahwa daerah yang terkenal dengan gaplek itu masih menyimpan banyak objek dan daya tarik pariwisata. Jualannya bisa dari keindahan pantai, kawasan perbukitan, hutan dan pegunungan karst.
Dari sisi wisata budaya, Gunung Kidul juga bisa dikedepankan. Sebut saja gua-gua bersejarah yang menyimpan segudang peninggalan masa lampau sampai aneka kesenian tradisional khas lokal. ”Daerah ini juga punya aset kerajinan yang juga merupakan aset bagi pengembangan pariwisata,” tandas Sunarto dalam sarasehan ”Pengembangan Peranserta Masyarakat dalam Pelestarian dan Pemanfaatan Gua-gua Bersejarah di Gunung Kidul”, beberapa waktu lalu di Gunung Kidul.
Sunarto pun berharap Gunung Kidul mampu melakukan diversifikasi produk-produk wisata tersebut. Ini sudah lumrah, katanya, saat ini persaingan makin ketat di antara daerah-daerah tujuan wisata. Belum lagi harus bersaing secara regional, misalnya dengan negara-negara ASEAN.
Geowisata bisa dijadikan contoh diversifikasi produk wisata. Apalagi melihat potensi alam Gunung Kidul yang amat mendukung. Dari situ pula bisa dikembangkan wisata minat khusus dan wisata petualangan yang berorientasi pada keindahan alam.
Kata Sunarto, geowisata punya aspek positif dalam pemanfaatan dan pengelolaan kawasan karst Pegunungan Sewu. Salah satunya sebagai usaha perlindungan kawasan karst dari penurunan nilai-nilai ilmiah akibat pertambangan yang berlebihan. Di sisi lain, usaha menjual gua tadi mampu menambah pundi-pundi kas daerah dan masyarakat.

Gua Bersejarah
Tak beda dengan Sunarto, Hanang Samodra – peneliti dan pemerhati Lingkungan Karst dan Gua dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung – setuju dengan pemanfaatan karst Gunung Kidul sebagai objek wisata. Terlebih lagi gua-gua yang ada di perut daerah ini mengandung nilai budaya yang tinggi.
Sekadar mengingatkan, di kawasan karst Pegunungan Seribu terdapat sejumlah gua yang masuk kategori gua bersejarah. Gua alami ini terbukti pernah menjadi pusat kegiatan di masa lalu. Peninggalan masa lalu tadi yang selalu dicari para peneliti. Sebab dari sini bisa disibak keberadaan manusia prasejarah yang pernah tinggal di suatu wilayah, perkembangan budayanya dan proses interaksinya dengan lingkungan alam di sekitarnya. Dengan batasan tersebut, gua-gua tadi juga dikelompokkan sebagai gua arkeologi. ”Gua di kawasan karst Gunung Sewu yang termasuk gua arkeologi adalah Gua Braholo, Song Gupuh, Song Keplek dan Gua Tabuhan,” sebut Hanang.
Sebagai suatu objek wisata yang bersifat ilmiah populer, lanjut Hanang, tentu saja gua arkeologi itu tetap punya nilai jual. Pasarnya bisa dibagi jadi dua, wisatawan umum dan wisatawan minat khusus. ”Ini tergantung dengan materi yang ingin disampaikan,” ujar Ketua Komisi Kars Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Penyampai materi adalah pemandu wisata. Sang pemandu bisa berlatar belakang ilmiah ataupun masyarakat lokal yang sudah mengikuti pelatihan secara khusus. Hanya saja yang perlu diingat, informasi teknis ilmiah harus bisa diterjemahkan dan disampaikan lewat bahasa yang sederhana – tanpa harus mengurangi makna yang sebenarnya. Kalau terlalu njlimet takutnya para wisatawan malah tak tertarik lantaran mereka tak punya bekal pengetahuan arkeologi.
Tantangan Pemanfataan
Walau dipandang punya potensi, Hanang mengingatkan bahwa ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Malahan tantangan sudah akan muncul sejak tahap perencanaan. Pengembangan gua menjadi suatu objek wisata yang punya pesona dan daya tarik tinggi bukanlah pekerjaan yang sederhana. ”Tanpa ada strategi yang matang hanya akan memperburuk dan menurunkan kualitas nilai strategis gua.”
Supaya lebih gampang gambaran berikut patut direnungkan. ”Gua memiliki iklim-mikro yang khas, yang sangat berbeda dengan lingkungan di luarnya. Setiap segmen gua punya derajat keterangan, suhu dan kelembaban sendiri-sendiri,” jelas Hanang, pria kelahiran Yogyakarta, 2 Juli 1956. Iklim mikro gua tak hanya penting bagi kehidupan biota di dalamnya, tetapi juga mengawetkan lukisan yang tergambar dan tercorat-coret di dinding gua.
Memasuki gua yang penuh lukisan tanpa pemandu dikhawatirkan akan mengganggu proses identifikasi ilmiah yang mungkin belum selesai dilakukan. Benda-benda arkeologi lainnya seperti artefak, sisa makanan berupa serpihan tulang atau tumpukan cangkang kerang, gerabah, manik-manik dan kerangka boleh jadi masih terlindungi dengan baik dari pengaruh kunjungan. Sebab benda-benda tadi berada di dalam lapisan sedimen di dasar gua. Meski begitu, sebelum nilai ilmiahnya teridentifikasi secara lengkap, kunjungan ke gua arkeologi tadi tetap akan berpengaruh pada kegiatan tersebut.
Gangguan bukan cuma dari manusia, alam pun sering merusak sendiri – dalam usahanya menuju ke kesetimbangan dinamis. Pelepasan akumulasi energi pada lapisan kulit bumi secara tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi adalah salah satu contoh proses alam menuju ke arah kesetimbangan baru. Gempa yang kuat tentu saja akan merusakkan dinding gua.
”Dari kenyataan tadi, di dalam kegiatan pengembangan gua wisata sering muncul pemahaman yang bersifat skeptis, yang kemudian berkembang menjadi suatu kontroversi. Dibiarkan saja atau dikelola, gua tetap akan rusak,” sergah Hanang. Permasalahan ini akan tetap jadi persoalaan selamanya, yaitu ketika orang tak mau berusaha mencari kata kunci yang dapat mengeluarkannya dari belenggu permasalahan tersebut. (SH/bayu dwi mardana u/ Sinar Harapan)

5 comments:

info wisata nusantara October 18, 2010 at 9:02 PM  

satu - satu nya objek wisata alam yang menarik dari gunung kidul ini yang saya lihat adalah goa nya, adakah yang lain lagi ?

Admin@jogja-visit.info October 27, 2010 at 10:43 PM  

Selain Wisata Goa, Gunungkidul terkenal dengan wisata pantai. Mulai dari Ngobaran, Ngrenehan, Baron, Krakal, Kukup, Drini, Sundak, Jungwok, Wediombo, Sadeng dan masih banyak lagi pantai-pantai yang indah.
Ada juga wisata alam yaitu Hutan Wisata Wanagama. Wisata kuliner juga OK lho ....!!!!

jala,  January 20, 2011 at 8:37 AM  

kira2 d dalam goa itu ada apa ya? apakah pengunjung boleh masuk k dalam goa tersebut?
thank's info wisata nya :)

jalan-jalan January 20, 2011 at 8:38 AM  

kira2 d dalam goa itu ada apa ya? apakah pengunjung boleh masuk k goa itu?
thank's buat info wisata nya ya:)

Unknown May 11, 2015 at 6:12 AM  

KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka [3398] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 730 JUTA , wassalam.


dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


1"Dikejar-kejar hutang

2"Selaluh kalah dalam bermain togel

3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..







Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
butuh angka togel 2D ,3D, 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D



ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D/



DAN PESUGIHAN TUYUL

Post a Comment

Add to My Yahoo! Add to Google Add to My AOL Add this Content to Your Site

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP